Kamis, 14 September 2017

LARANGAN MENYEBARKAN BERITA TENTANG PREDIKSI GERHANA

LARANGAN MENYEBARKAN BERITA TENTANG PREDIKSI GERHANA



asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah,
“Adapun berita dan informasi dari para pakar hisab/astronomi tentang waktu-waktu gerhana, maka TIDAK DIJADIKAN SANDARAN. Sejumlah para ‘ulama telah menegaskan hal itu, di antaranya Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dan muridnya al-‘Allamah Ibnul Qayyim — rahmatullah ‘alaihima — . Karena para pakar hisab itu terkadang bisa salah dalam hisabnya. Maka TIDAK BOLEH BERSANDAR KEPADA MEREKA. Juga tidak disyari’atkan bagi siapapun untuk melaksanakan shalat gerhana berdasarkan informasi dari para pakar hisab. Shalat Gerhana hanyalah disyari’atkan ketika benar-benar terjadi dan terlihat. Maka seharusnya bagi kementrian-kementrian komunikasi dan informasi untuk MENCEGAH penyebaran info-info dari para pakar hisab tentang waktu-waktu gerhana. Agar sebagian manusia tidak tertipu dengan info-info tersebut. Karena menyebarkan berita/info pakar hisab bisa menyebabkan peristiwa gerhana menjadi kurang mengena di hati masing-masing orang. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan terjadinya gerhana agar MANUSIA TAKUT dan sebagai PERINGATAN bagi manusia. Supaya umat manusia mengingat-Nya, bertaqwa kepada-Nya, berdo’a kepada-Nya, dan mau berbuat kepada sesama hamba.”
Majmu’ Fatawa Ibn Baz 13/36

Sholat Gerhana itu adalah sholat yang dilakukan karena kita melihat gerhana, bukan mendengar berita prediksi gerhana
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menjadikan hamba-hamba-Nya berperasaan takut. Keduanya (matahari dan bulan) tidak mengalami gerhana dengan sebab matinya seseorang manusia dan tidak pula karena hidupnya seseorang manusia. Sekiranya kamu melihat salah satu dari dua gerhana tersebut, maka shalatlah dan berdoalah selagi mana ia dapat kamu lihat.” (HR. Muslim)
Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengaitkan pelaksanaan shalat gerhana dengan ”melihat (ru’yah)”.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, ”… karena pelaksanaan shalat (gerhana) dikaitkan dengan ru’yah.” (Lihat Fathul Bari hadits no. 1041).
Orang yang melaksanakan sholat gerhana tapi tidak melihat gerhananya (hanya mendengar berita prediksinya) saya khawatir itu merupakan sholat yang di-ada-ada-kan (bid’ah).
Lihatlah gerhana sebelum kalian melakukan sholat gerhana, jangan termakan propaganda kaum atheist kalau melihat gerhana itu akan buta, barangkali mereka (kaum ATHEIST) khawatir kalau kita melihat gerhana (matahari) kita bakal tahu ternyata itu bukan disebabkan karena matahari tertutup bulan, tapi desabkan oleh tertutup benda yang menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah yang Allah kirim untuk menakut-nakuti hamba-hamba-Nya akan kiamat (bisa dibaca kembali postingan tentang sebab terjadinya gerhana menurut Rasulullah)

Wallahu a’lam
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: