Kamis, 14 September 2017

BUMI SEBAGAI LANTAI LANGIT SEBAGAI ATAP

BUMI SEBAGAI LANTAI LANGIT SEBAGAI ATAP

Bismillahirrahmanirrahim

Allah subhanahu wata'ala yang menciptakan alam semesta ini memberikan penggambaran yang sangat sederhana dan sangat mudah untuk dipahami oleh hamba-hamba-Nya

Allah menggambarkan bumi dengan lantai (firasy=karpet) dan langit sebagai atap (bisa juga diartikan langit-langit), penggambaran yang sangat mudah dipahami oleh kita.

Namun lagi-lagi kita akan terpecah menjadi dua pendapat ada yang GE dan ada yang FE, bahkan kalau kita dikasih kasus yang sangat sederhana, mungkin juga akan terpecah menjadi dua pendapat

Misal

KASUS PERTAMA
Andai saya membuat sebuah ruangan, kamar, atau aula dengan ukuran lantai 5M X 5M jadi dengan luas 25M² berarti atap/langi-langit juga dengan luas yang sama 25M², dengan tinggi 5M, kamar itu berbentuk kubus, dan saya ingin memasang penerangan lampu digantung ditengah langit-langit agar saya bisa beraktifitas disiang hari dengan lampu tersebut, saya bertanya kepada seseorang yang ahli dalam pemasangan lampu, pertanyaannya adalah “Lebih besar mana antara lampu yang saya pasang dengan lantai?”
Jika seorang yang ahli dalam pemasangan lampu tersebut seorang penganut bumi datar mungkin dia akan menjawab “Ya lampunya gak usah besar-besar lah gan, cukup lampu kecil aja dengan kekuatan 40Watt digantung di tengah-tengah atap cukup untuk menerangi ruangan berukuran 25M²”
Jika seorang yang ahli dalam pemasangan lampu tersebut seorang penganut bumi bola mungkin dia akan menjawab “Ya harusnya lebih besaran lampu lah gan” SEBESAR APA? “Ya 109X lebih besar dari lantainya”
Kalau dilihat dari segi ekonomis mungkin lebih ekonomis urusan lampu ini diserahkan kepada ahli lampu yang menganut bumi datar kali ya??

KASUS KEDUA
Kamar diatas jika saya gunakan untuk istirahat, saya ingin ketika lampu dimatikan di langit-langit itu ada pernak-pernik bintang sebagai hiasan langit, saya ingin ditempel dilangit-langit stiker-stiker bintang-bintangan, ketika lampu dimatikan stiker-stiker itu menyala kelap-kelip.
Ketika malam hari lampu dimatikan dan dilangit-langit kamarku ada kelap-kelip bintang beraneka ragam apa yang anda pikirkan?
Kalau anda seorang penganut bumi datar mungkin anda akan berkata “MasyaAllah begitu indahnya hiasan-hiasan di langi-langit kamarmu, persis seperti dilangit beneran”
Kalau anda seorang penganut bumi bola mungkin anda akan berkata “Kira-kira kita bisa gak ya tinggal di-langit-langit dan di bintang-bintang tersebut?”
Emangnya penganut bumi bola itu isinya sekumpulan serangga laba-laba dan cicak yang sukanya tinggal di-langit-langit?

Kalau memang seperti itu jangan musuhi mereka, kasihanilah mereka, mereka belum menemukan jati diri mereka yang sebenarnya, jati diri sebagai manusia anak cucu Adam ‘alaihis salam, do’akan mereka agar menemukan jati diri mereka, mereka mengira kalau diri mereka itu serangga, bantu mereka untuk menemukan jati diri mereka, yakinkan kepada mereka kalau kita ini bukan makhluk hasil evolusi dari serangga, cicak ataupun monyet, kita ini anak turunan Adam ‘alaihis salam, yang dulu telah Allah perintahkan kepada Adam nenek moyang kita untuk tinggal di lantai, mati juga dilantai, dan kelak akan dibangkitkan juga di lantai, bukan dilangit-langit.

Allah berfirman:
قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ ﴿٢٥﴾

Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (al-A’raf:25)
Di bumi yang sebagai lantai inilah kita hidup, kita mati, dan kelak di bumi ini pula kita akan dibangkitkan, bumi kelak akan dijadikan padang mahsyar dengan dipindahkan atau dihilangkan gunung-gunung maka jadilah bumi ini menjadi benar-benar datar

Allah berfirman:
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً ﴿٤٧﴾

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka. (al-Kahfi:47)

Semoga bermanfa’at
Wallahu a’lam
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: