Kamis, 22 Juni 2017

ILMU HISAB

ILMU HISAB DIHITUNG BUKAN DENGAN PEREDARAN MATAHARI DAN BULAN TAPI DIHITUNG MENGGUNAKAN SIKLUS



Bismillah
Mungkin anda semua tau ilmu hisab?

Ilmu hisab ini ilmu yang bisa menentukan jauh-jauh hari awal Ramadhan tanggal berapa? 1 syawwal tanggal berapa?

Orang yang bisa ilmu hisab mereka kebanyakanya meng-klaim bahwa mereka bisa menentukan awal Ramadhan jauh-jauh hari karena menggunakan perhitungan peredaran matahari dan bulan, benarkah demikian?

Dusta!!!

Orang yang pandai dalam astronomi saja (seperti bangsa babilonia kuno) mereka tidak bisa menghitung gerhana dengan menghitung peredaran matahari dan bulan, mereka menghitung gerhana menggunakan siklusnya,

Gerhana ada siklusnya (yang disebut siklus saros) siklus ini dihitung oleh para astronomi kuno secara turun temurun.

Begitu pula dengan bulan-bulan hijriah juga ada siklusnya, bulan Ramadhan terkadang 29 atau 30 begitu pula dengan bulan-bulan hijriah lainnya.

Dengan siklus inilah kelompok ahli hisab menentukan awal Ramadhan dan 1 syawwal jauh-jauh hari (padahal ini tidak dicontohkan oleh rasulullah shallallahu alaihi wassalam)

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda dalam sebuah hadits

ari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau pernah bersabda :

إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ، لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا، وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ، وَمَرَّةً ثَلَاثِينَ


“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummiy, tidak pandai menulis dan tidak pula berhitung (ilmu hisab). Satu bulan itu begini dan begini, yaitu kadang 29 hari, kadang 30 hari” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1913]

Hadits diatas memberikan faedah:

1. Ilmu hisab (menentukan awal Ramadhan atau 1 syawwal jauh-jauh hari) tidak dicontohkan dan tidak disyareatkan dalam islam, islam mensyareatkan penentuan awal bulan dengan ru'yatul hilal (melihat langsung hilal dengan mata telanjang)

2. Bahwa ilmu hisab itu diperoleh dari menghitung siklus jumlah-jumlah hari dalam tiap bulan.

Wallahu a'lam
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: