SEBERAPA KECILKAH UKURAN BINTANG??
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبتِ
إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَباً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي
سَاجِدِينَ ﴿٤﴾
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai
ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku." (Yusuf:4)
Kalau kita pahami ayat diatas ketika Yusuf ‘alaihis salam
bermimpi dengan mimpi tersebut, lalau sang ayahanda Yusuf (nabi Ya’qub ‘alaihis
salam) menafsirkan mimpi tersebut, bahwa 11 bintang adalah anak-anak beliau dan
matahari beserta bulan adalah beliau beserta istrinya ini menunjukkan bahwa
Nabi Ya’qub ‘alaihis salam memahami kalau bintang itu lebih kecil ukurannya
dibanding bulan atau matahari.
Lalu seberapa kecilkah ukuran dari bintang?
Kalau matahari dan bulan keduanya bercahaya yang sampai ke
bumi keduanya tidak perlu dipertanyakan besarnya seberapa, karena manusia diberi
kecerdasana oleh Allah dalam membuat rumus-rumus untuk menghitung berapa jarak
sumber cahaya yang ada diatas kita (seperti yang dilakukan bangsa indonesia
kemaren 23 September 2017 mengukur jarak matahari ketika matahari tepat berada
di khatulistiwa pontianak), makanya
Allah dan Rasul-Nya tidak menyebutkan secara terperinci besarnya kedua
benda langit tersebut, berbeda dengan bintang, Allah dan Rasul-Nya menjelaskan
berapa sebenarnya besarnya bintang, melalui dalil yang menjelaskan benda langit
ini (bintang) membandingkannya dengan benda-benda yang ada disekitar kita.
Dalil Pertama
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا
بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُوماً لِّلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ
السَّعِيرِ ﴿٥﴾
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat (langit
lapis pertama) dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu
alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang
menyala-nyala. (al-Mulk:5)
Melempar syetan, syetan adalah jin kafir, mungkinkan makhluk
sebesar nyamuk dilempar menggunakan batu sebesar rumah? Mungkin aja sih tapi
kebangetan, kalau istilah orang cirebon NGOSOG, dan itu sifat tercela yang
mustahil bagi Allah.
Kesimpulan: Ukuran bintang sebesar benda yang pantas untuk melempar Syetan
Dalil Kedua
Dalil kedua merupakan berita dari Rasulullah tentang
sifat-sifat surga dan penduduknya.
عن أبي هريرة – رضي الله عنه – : عن النبي
– صلى الله عليه وآله وسلم – قال : مَن آمن بالله ورسوله، وأقام الصلاة، وصام رمضان؛
كان حقاً على الله أن يُدخلَه الجنة؛ هاجرَ في سبيل الله، أو جلس في أرضه التي وُلد
فيها))، قالوا : يا رسول الله! أفلا نُنبِئُ الناسَ بذلك ؟ قال : ((إنَّ في الجنة مئةَ
درجةٍ أعدَّها اللهُ للمجاهدين في سبيله، كل درجتين ما بينهما كما بين السماء والأرض،
فإذا سألتُم اللهَ فسلُوهُ الفردوسَ الأعلى؛ فإنَّهُ أَوسطُ الجنةِ وأعلى الجنة، وفوقه
عرشُ الرحمن، ومنه تُفجر أنهار الجنة)).
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam, beliau bersabda : “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah, mendirikan shalat, dan berpuasa di bulan Ramadlan, maka
wajib bagi Allah memasukkannya ke dalam surga. Ia berhijrah di jalan-Nya atau
tetap tinggal di negeri tempat ia dilahirkan”. Para shahabat bertanya : Wahai
Rasulullah, apakah kami boleh memberitahu orang-orang mengenai hal itu ?”.
Beliau bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga ada seratus tingkatan yang
disediakan Allah bagi orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Setiap dua
tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi. Apabila kalian meminta (berdoa)
kepada Allah, maka mintalah Firdaus yang tertinggi. Sesungguhnya ia adalah
surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya adalah ‘Arsy Ar-Rahman
(Allah). Dari sanalah sungai-sungai surga mengalir”.[ Diriwayatkan oleh
Al-Bukhariy. Lihat dalam Manaazilul-Jannah – juga – Shahiihul-Jaami’no. 7873]
عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه – :
أن رسولَ الله – صلى الله عليه وآله وسلم – قال : ((إنَّ أهلَ الجنةِ لَتَرَاءَون أَهل
الغرفِ مِن فوقهِم كما تتراءَونَ الكَوكبَ الدُّرِّيَّ الغابرَ في الأفقِ من المشرق
أو المغرب؛ لتفاضُل ما بينهم)) قالوا : يا رسولَ الله! تلك منازلُ الأنبياء، لا يبلُغها
غيرهم ؟ قال : ((بلى، والذي نفسي بيده؛ رجالٌ أمنوا بالله، وصدَّقوا المُرسَلين)).
Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya
Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya
penduduk surga saling dapat melihat penduduk surga yang terletak kamar di
atasnya sebagaimana mereka saling melihat bintang yang bersinar terang di ufuk
sebelah timur atau barat, dikarenakan perbedaan keutamaan di antara mereka”.
Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, kedudukan para nabi itu, apakah
tidak dapat dicapai oleh selain mereka ?”. Beliau menjawab : “Tentu saja untuk
para Nabi. (Namun) demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, (kedudukan itu
dapat dicapai oleh) orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para
Rasul”.[ Muttafaqun ‘alaihi]
Dalam beberapa riwayat bahwa surga itu mempunyai seratus
tingkat, dan jarak masing2 tingkat sejarak langit dan bumi, dalam riwarat lain
dikatakan 100 tahun perjalanan.
Dan penghuni surga juga diberitakan mereka memiliki cahaya
seperti bulan purnama, sehingga dalam hadits diatas penduduk surga yang berada
dibawah dapat melihat penduduk surga ditingkat atasnya bagaikan melihat
bintang-bintang
Apakah ukuran bintang-bintang seukuran penduduk surga?
Seberapa tinggikah ukuran penduduk surga?
Kesimpulan: Ukuran bintang yang paling terang sebesar ukuran penduduk surga
Dalil Ketiga
Seperti dalam gambar "Dan bintang-bintang dan
pepohonan kedua-duanya tunduk pada-Nya" (ar-Rahman.6)
Note
Sebelum membahas ayat ini ada sedikit kekeliruan pada
terjemahan DEPAG, - mudah-mudahan – tidak disengaja, pada terjemahan depag an-Najmu
diterjemahan dengan tumbuh-tumbuhan padahal seharusnya an-Najmu adalah bintang.
Ayat ini menunjukkan kelanjutan dari ayat sebelumnya, yaitu menerangkan tanda-tanda kekuasaan Allah
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
(ar-Rahman:5)
Dalam ayat sebelumnya Allah menjodohkan (memasangkan) karena
Allah menciptakan makhluk-maknluk-Nya berpasang-pasangan, Allah menjodohkan
matahari dengan bulan, yang menunjukkan bahwa matahari dan bulan itu sama (sama
besar dan pada ketinggian yang sama) namun dengan sifat yang berbeda.
Lalau dalam ayat ini apa maksud Allah menjodohkan
bintang-bintang yang ada dilangit dengan pepohonan yang ada dibumi? Apakah
Allah ingin menjelaskan kepada kita kalau bintang dan pepohonan itu sama, sama
besarnya dan sama bisa tumbuh ketika tumbang? Wallahu a’lam
Ada yang mengatakan bahwa ayat ini Allah tidak bermaksud
menjodohkan bintang dengan pepohonan.
Kalau Allah tidak bermaksud menjodohkan bintang dengan
pepohonan, kenapa dalam ayat sebelum dan setelahnya justru menjelaskan tentang
makhluk-makhluk-Nya secara berjodoh-jodohan? Lihat ayat setelahnya Allah
menyebut langit dan bumi secara berjodoh-johan pula, dan ayat ini yang berada
ditengan-tengah antara keduanya anda katakan bukan maksud Allah menjodohkan?
Silahkan jelaskan alasannya.
Kesimpulan: Ukuran berfariasi bersar kecil sama dengan ukuran pepohonan.
Wallahu a’lam
0 komentar: