Bismillahirrahmanirrahim
Kenapa
ya setiap saya membahas tentang rancunya teori HELIOSENTRIS orang-orang yang
berpaham bumi bola jaman sekarang banyak yang menyangkal, saya dulu menduga
paham bumi bola itu akibat pembenaran dari teori HELIOSENTRIS, saya tidak akan
membahas ulama-ulama dahulu yang berpendapat bumi bola, karena mereka semuanya
sepakat tentang kufurnya teori HELIOSENTRIS, yang kita bahas sekarang adalah dalil-dalil dan juga fatwa-fatwa ulama yang menentang paham
HELIOSENTRIS
FATWA-FATWA
ULAMA TENTANG KUFURNYA HELIOSENTRIS
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali
hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Apa hukum orang yang mengatakan bahwa matahari beredar/bergerak?
[ Jawaban ]
❒ “Matahari beredar, Matahari berjalan. Apabila yang dimaksud dengan “beredar” adalah berjalan, maka tidak mengapa, insya Allah.
[ Pertanyaan ]
Apa hukum orang yang mengatakan bahwa matahari beredar/bergerak?
[ Jawaban ]
❒ “Matahari beredar, Matahari berjalan. Apabila yang dimaksud dengan “beredar” adalah berjalan, maka tidak mengapa, insya Allah.
(✘) Namun yang berbahaya adalah menyatakan bahwa
Matahari tetap (tidak bergerak) dan Bumi beredar mengelilingi Matahari!! Ini
adalah kekufuran.
~ Karena ucapan tersebut mendustakan
Kitabullah, mendustakan Allah, mendustakan rasul-Nya, dan mendustakan kitab-Nya.
※ Teori ini telah mati. Teori ini -sebagaimana aku baca- ada sejak abad kedelapan belas.
~ Sebagian orang mengatakan -sebagai bentuk ejekan terhadap pertanyaan seperti itu (yaitu Matahari diam, pen)- bahwa “Matahari yang diam itu Matahari pada abad kedelapan belas. Adapun Matahari abad kedua puluh, maka dia berjalan! (mengelilingi Galaxy)”
.
Ilmu telah menetapkan -walhamdulillah- bahwa Matahari bergerak (mengelilingi bumi). Ini termasuk mukjizat al-Qur’an. Allah berfirman (artinya):
~ Sebagian orang mengatakan -sebagai bentuk ejekan terhadap pertanyaan seperti itu (yaitu Matahari diam, pen)- bahwa “Matahari yang diam itu Matahari pada abad kedelapan belas. Adapun Matahari abad kedua puluh, maka dia berjalan! (mengelilingi Galaxy)”
.
Ilmu telah menetapkan -walhamdulillah- bahwa Matahari bergerak (mengelilingi bumi). Ini termasuk mukjizat al-Qur’an. Allah berfirman (artinya):
“Matahari
berjalan (mengelilingi bumi) di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
al-‘Aziz al-‘Alim.” [QS. Yasin 38]
.📚[Dari tanya jawab muhadharah “Fadhl al-‘Ilmi wa Ahlihi”. Lihat kitab “Marhaban Ya Thalibal ‘Ilmi”, hal. 361]
.📚[Dari tanya jawab muhadharah “Fadhl al-‘Ilmi wa Ahlihi”. Lihat kitab “Marhaban Ya Thalibal ‘Ilmi”, hal. 361]
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- berkata:
❒ “Matahari adalah sebuah planet (Bintang Pengembara) yang besar yang telah dikenal. Demikian juga bulan, termasuk diantara planet-planet yang jumlahnya tujuh yang beredar (di garis orbitnya).
※ Keduanya (matahari dan bulan) berjalan dan berputar mengelilingi bumi, sedangkan bumi bersifat tetap (statis, tidak beredar). Allah ta'ala menjadikannya tetap. Yaitu tetap (di tempatnya) demi kemaslahatan para hamba. Matahari dan bintang-bintang semuanya mengelilingi bumi.
※ Hal ini berbeda dengan yang dikatakan oleh orang-orang yang suka mengada-ada di masa kini yang mengaku memiliki ilmu pengetahuan.
Mereka mengatakan: “Sesungguhnya matahari memiliki posisi tetap, sedangkan bumi mengelilinginya.”
Pernyataan ini bertolak belakang dengan yang disebutkan di dalam al-Qur'an, (Allah ta'ala) berfirman:
《 وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا 》
“Dan matahari berjalan di tempat peredaran (garis orbit) nya.” [Surat Yaasiin :38]
~ Dan mereka mengatakan: “Matahari tetap. Yaa subhaanallah!”
📚[Sumber: Syarhul-Ushuul ats-Tsalaatsah / Silsilah Syarhir-rasaa'il, Jilid 1 hal. 87]
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Rahimahullah
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: “Apakah Matahari berputar mengelilingi bumi?”.
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: “Apakah Matahari berputar mengelilingi bumi?”.
Jawaban.
“Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam adalah sebagai berikut.
“Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam adalah sebagai berikut.
1. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman tentang Ibrahim akan hujahnya terhadap yang membantahnya
tentang Rabb.
بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” [Al
Baqarah/2 : 258]
Maka keadaan keadaan
matahari yang didatangkan dari timur merupakan dalil yang dhahir bahwa matahari
berputar mengelilingi bumi.
2. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman juga tentang Ibrahim.
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
“Kemudian tatkala dia
melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar’,
maka tatkala matahari itu terbenam dia berkata : ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.'” [Al-An’am/6 : 78]
Jika Allah menjadikan
bumi yang mengelilingi matahari niscaya Allah berkata: “Ketika bumi itu hilang
darinya”.
3. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ
“Dan kamu akan
melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka berada disebelah kanan,
dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka
berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.” [Al-Kahfi/18 : 17]
Allah menjadikan yang
condong dan menjauhi adalah matahari, itu adalah dalil bahwa gerakan itu adalah
dari matahari, kalau gerakan itu dari bumi niscaya Dia berkata: “gua mereka
condong darinya(matahari)”. Begitu pula bahwa penyandaran terbit dan terbenam
kepada matahari menunjukkan bahwa dialah yang berputar meskipun dilalahnya
lebih sedikit dibandingkan dilalah firmanNya “(condong) dan menjauhi mereka)”.
4. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.
لَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang
telah menciptakan malam dan siang,matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” [Al-Anbiya’/21 : 33]
Ibnu Abbas
radhiallahu anhu berkata:”Berputar dalam suatu garis peredaran seperti alat
pemintal”. Penjelasan itu terkenal darinya.
5. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا
“
Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,” [Al-A’raf/7 : 54]
Allah menjadikan
malam mengejar siang, dan yang mengejar itu yang bergerak dan sudah maklum
bahwa siang dan malam itu mengikuti matahari.
6. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
“Dia menciptakan
langit dan bumi dengan (tujuan) yang banar; Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.” [Az Zumar/39 : 5]
FirmanNya:
“Menutupkan malam atau siang” artinya memutarkannya atasnya seperti tutup
sorban menunjukkan bahwa berputar adalah dari malam dan siang atas bumi. Kalau
saja bumi yang berputar atas keduanya (malam dan siang) niscaya Dia berkata:
“Dia menutupkan bumi atas malam dan siang”. Dan firmanNya: “matahari dan bulan,
semuanya berjalan”, menerangkan apa yang terdahulu menunjukkan bahwa matahari
dan bulan keduanya berjalan dengan jalan yang sebenarnya (hissiyan makaniyan),
karena menundukkan yang bergerak dengan gerakannya lebih jelas maknanya
daripada menundukkan yang tetap diam tidak bergerak.
7. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ﴿١﴾ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
“Demi matahari dan
cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengirinya,” [Asy-Syam/91 : 1-2]
Makna (mengiringinya)
adalah datang setelahnya. dan itu dalil yang menunjukkan atas berjalan dan
berputarnya matahari dan bulan atas bumi. Seandainya bumi yang berputar
mengeliligi keduanya tidak akan bulan itu mengiringi matahari, akan tetapi
kadang-kadang bumi mengelilingi matahari dan kadang-kadang matahari mengeliling
bulan, karena matahari lebih tinggi dari pada bulan. Dan untuk menyimpulan ayat
ini membutuhkan pengamatan.
8. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ﴿٣٧﴾وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ﴿٣٨﴾وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ﴿٣٩﴾لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“
Dan suatu tanda
(kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang
dan malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai tandan yang tua. Tidaklah mugkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing
beredar pada garis edarnya.” [Yaasiin/36 : 37-40]
Penyandaran kata berjalan
kepada matahari dan Dia jadikan hal itu sebagai kadar/batas dari Dzat yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui menunjukkan bahwa itu adalah haqiqi (sebenarnya)
dengan kadar yang sempurna, yang mengakibatkan terjadinya perbedaan siang malam
dan batas-batas (waktu). Dan penetapan batas-batas edar bulan menunjukkan
perpindahannya di garis edar tersebut. Kalau seandainya bumi yang berputar
mengelilingi maka penetapan garis edar itu bukannya untuk bulan. Peniadaan
bertemunya matahari dengan bulan dan malam mendahului siang menunjukkan
pengertian gerakan muncul dari matahari, bulan malam dan siang.
9. Nabi Shallallahu
‘alaihi wassallam berkata kepada Abu Dzar Radhiallahu anhu dan matahari telah
terbenam.
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ أَنَّ اْلنَّبِيَّ قَالَ يَوْمًا : أَتَدْرُوْنَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ اْلشَّمْسُ؟ قَالُوْا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَجْرِيْ حَتىَّ تَنْتَهِيَ إِلىَ مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ اْلعَرْشِ, فَتَخِرَّ سَاجِدَةً, فَلاَ تَزَالُ كَذَالِكَ حَتىَّ يُقَالَ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ, اِرْجِعِيْ مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَرْجِعُ, فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا
Dari Abu Dzar
bahwa pada suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Tahukah kalian ke manakah matahari ini
pergi?”
Mereka berkata,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?”
Beliau bersabda,
“Sesungguhnya
matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy,
lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya:
‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan
terbit dari tempat terbitnya. “
[Muttafaq ‘alaih] [Dikeluarkan
oleh Bukhari, Kitab Bad’ul Khalqi, bab shifat asy Syam wal Qamar : 3199, dan
Muslim, kitab Al Iman, bab Bayan az Zaman al Ladzi la yuqbal fihil Iman : 159]
PerkataanNya:
“Kembalilah dari arah kamu datang, lalu dia terbit dari tempat terbitnya”
sangatlah jelas sekali bahwa dia (matahari) itulah yang berputar mengelilingi
bumi dengan perputarannya itu terjadinya terbit dan terbenam.
10. Hadits-hadits
yang banyak tentang penyandaran terbit dan terbenam kepada matahari, maka itu
jelas tentang terjadinya hal itu dari matahari tidak kepada bumi.”
Boleh jadi disana
masih banyak dalil-dalil lain yang tidak saya hadirkan sekarang, namun apa yang
telah saya sebutkan sudah cukup tentang apa yang saya maksudkan. Wallahu
Muwaffiq.”
[Disalin dari Majmu
Fatawa Arkanul Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat
Islam Seputar Akidah Dan Ibadah, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka Arafah]
Berkata Imam Abdul Qohir al-Baghdadi al-Isfiroyini
rahimahullah:
“Ahlu sunnah sepakat atas tetap dan tenangnya
bumi, dan bahwasanya bumi itu hanya bergerak kalau terjadi
sesuatu misalnya gempa atau lainnya.”
Berkata Imam Ibnu Hazm rahimahullah:
“Terdapat
sebuah dalil yang paten dan bisa langsung disaksikan dengan panca indera bahwa
matahari mengelilingi bumi dari timur ke barat kemudian dari barat ke timur.”
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
Siapapun yang berada di bumi lalu melihat
keadaan matahari saat terbit, saat berada di tengah-tengah, juga saat
tenggelam. Di
tiga waktu ini matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu
bentuk, maka dia akan mengetahui bahwa matahari itu beredar
dalam sebuah garis edar yang berbentuk bulat.”
Beliau juga berkata:”Siang dan malam itu terjadi dengan adanya matahari.”
Beliau juga berkata:”Siang dan malam itu terjadi dengan adanya matahari.”
Berkata Imam Ibnu Qoyim al-Jauziyah rahimahullah:
”Kemudian perhatikan hikmah dari terbitnya
matahari pada alam semesta, bagaimana Allah menentukannya, seandainya matahari
itu hanya terbit di satu tempat di langit lalu berhenti dan tidak bergerak,
maka sinarnya tidak akan sampai ke banyak arah, karena bayangan salah satu
bagian bumi yang bulat akan menghalangi bagian lainnya, maka bagian yang tidak
terbit matahari di situ akan menjadi malam selamanya, dan bagian yang matahari
terbit akan siang selamanya, maka keduanya akan binasa.
Dari sinilah maka hikmah Allah menuntut agar
matahari itu terbit saat pagi hari dari timur kemudian terbit bagi daerah yang
sebelah barat dan begitu seterusnya matahari selalu bersinar dan akan menyinari
setiap bagian bumi sehingga dia menuju ke arah barat, dan akan menyinari bagian
yang tadinya masih gelap saat pagi hari, dengan ini maka terjadilah pergantian
malam dan siang yang dengannya maka bisa teraturlah kemaslahatan hidup
manusia.”
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah:
“Maksud dari keterangan (hadits Shahih
Bukhari) ini adalah menjelaskan bahwa matahari beredar setiap
hari dan setiap malam. Hal ini berbeda dengan apa yang diklaim oleh
para astronom bahwa matahari itu menempel di garis orbit dan hal ini
berkonsekuensi bahwa yang beredar adalah garis orbitnya, sedangkan zhohir
hadits ini bahwa mataharilah yang beredar dan bergerak. Dan semisal dengan ini
adalah firman Allah subhanahu wata’ala: “Semuanya beredar pada garis orbitnya.”
Berkata Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah:
”Telah tersebar pada zaman ini di kalangan
para penulis dan pengajar bahwasanya bumi itu berputar
sedangkan matahari itu tetap, dan pendapat ini diikuti oleh banyak
orang, maka banyak sekali pertanyaan. Seputar masalah ini…
Maka saya katakan: Al-Quran dan as-Sunnah
serta kesepakatan para ulama dan realita yang ada menunjukan bahwa matahari
itu beredar di garis edarnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah
Ta’ala sedangkan bumi tetap tidak bergerak, yang mana Allah menyiapkan sebagai
tempat tinggal dan Allah memantapkan dengan gunung-gunung agar tidak bergerak
bersama mereka.”
Berkata Syaikh al-Utsaimin rahimahullah:
”Adapun pendapat kami tentang peredaran
matahari mengelilingi bumi yang dengannya akan terjadi perubahan siang
dan malam, maka kami berpegang dengan zhohir dari nash
al-Kitab dan as-Sunnah bahwasanya matahari yang bergerak mengelilingi
bumi yang dengannya terjadi pergeseran waktu siang dengan malam. Sehingga
ada dalil yang qoth’i yang bisa dijadikan hujjah untuk bisa memalingkan dhohir
nash al-Kitab dan as-Sunnah, dan manakah dalil itu?”
Syaikh
Hamud at-Tuwaijiri rahimahullah menulis risalah ‘Petir
Yang Menyambar Atas Pengikut Pendapat Tatasurya Model Baru’, yang berisi pembelaan
terhadap Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah sekaligus bantahan terhadap
Syaikh Muhammad Mahmud ash-Showwaf yang menyatakan bumi mengelilingi matahari.
Syaikh Abdullah ad-Duwaisy rahimahullah:
”Asal pendapat bumi mengelilingi
matahari diambil dari Phytagoras seorang filsuf Yunani, dan ini adalah pendapat yang bathil yang sangat
diketahui kebathilannya bagi orang yang hatinya diberi nur (cahaya) oleh Allah
subhanahu wata’ala.
Inilah yang ditetapkan oleh para
ulama, dan saya tidak mengetahui ada seorang imam dari kalangan salaf (sahabat,
tabi’in dan tabi’ tabi’in) yang menyelisihinya.”
Syaikh
Abdul Karim bin Shalih al-Humaid rahimahullah menulis kitab ‘Petunjuk
Bagi Orang yang Bingung Tentang Masalah Peredaran Matahari dan Bumi’. Dengan
berdasarkan dalil-dalil yang sangat kuat yang disampaikan secara gamblang.
DALIL-DALIL
DARI AL-QUR’AN & AS-SUNNAH
1. BUMI DIAM TIDAK
BERGERAK
DARI AL-QUR’AN
Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
أَنْ تَزُولَا ۚ وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ
ۚ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
“Sesungguhnya Allah
menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, dan sungguh jika keduanya akan lenyap
tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[QS. Fathir:41]
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ
وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ ۚ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الْأَرْضِ إِذَا
أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ﴿٢٥﴾
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah berhentinya langit dan bumi dengan
iradah-Nya. Kemudian apabila
Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar
(dari kubur).”[QS. Ar Ruum:25]
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ
قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
“Allah-lah yang menjadikan bumi
bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap…”[QS. Al Mu’min:64]
أَمَّنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ
خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ
حَاجِزًا ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ﴿٦١﴾
“Atau siapakah yang
telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di
celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan) nya dan
menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan
(yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.”[QS.
An Naml:61]
Ayat
ini menunjukkan bumi tidak bergerak, karena seandainya bumi ini bergerak mengelilingi
matahari, berarti ada pergeseran, maka bertentangan dengan ayat ini.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : maksudnya
adalah diam, tenang, tetap tidak bergerak serta tidak membuat goncangan
penghuninya, karena tidak mungkin bisa dibuat hidup dengan baik…”
Berkata Imam Baghawi rahimahullah: tidak
bergerak bersama penghuni
Berkata Imam Qurthubi rahimahullah: gunung-gunung
bisa menahan dan mencegah bumi dari bergerak.”Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ
تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴿١٥﴾
“Dan Dia menancapkan
gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,”[QS.
An-Nahl:15]
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ
تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ﴿٣١﴾
“Dan telah Kami jadikan di bumi
ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka,
dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk.”[QS. Al-Anbiya’:31]
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ
“Dia menciptakan langit tanpa
tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu…”[QS. Luqman:10]
Imam Ibnu Qoyim al-Jauziyah rahimahullah
berkata:”Maksudnya Allah menancapkan di bumi
gunung-gunung yang tangguh agar bumi itu tidak bergerak.”
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا
“Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya…”[QS. Fushshilat:10]
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا
فِيهَا رَوَاسِيَ
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan
Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh…”[QS. Qaaf:7]
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا﴿٦﴾
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا﴿٧﴾
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi
itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,”[QS.
An-Naba’:6-7]
Berkata Ibnu Katsir
rahimahullah: ”bumi itu ditundukan untuk makhluk-makhluk dalam keadaan tenang, tetap dan tidak bergerak.
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا
وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴿١٠﴾
“Yang menjadikan bumi untuk kamu
sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu
supaya kamu mendapat petunjuk ”[QS. Az-Zukhruf:10]
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ
مَا فِي الْأَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَيُمْسِكُ
السَّمَاءَ أَنْ تَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ
بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ﴿٦٥﴾
Apakah Kamu tiada
melihat bahwasanya Allah menundukkan
bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan
perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda)
langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.[QS.
Al-Hajj:65]
Dari SUNNAH
Berdasarkan
dalil:
Dari Sofyan bin ‘Assal al-Murodi Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya Allah menjadikan sebuah pintu taubat di sebelah barat…pintu itu akan ditutup sehingga matahari akan terbit dari arahnya”[HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Thabrani]
Seandainya bumi
berputar maka berarti arah pintu itu akan berubah-ubah. Dan
ini jelas bertentangan dengan nash hadits.
2. MATAHARI
MENGELILINGI BUMI
DALIL AL-QUR’AN
Allah subhanahu wata’ala
berfirman:
فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ
الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ
“…Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur , lalu terdiamlah orang kafir itu…”[QS. Al Baqarah:258]
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ
هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي
بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ﴿٧٨﴾
“Kemudian tatkala dia melihat
matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”, maka
tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”[QS. Al An’am:78]
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ
عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ
“Dan kamu akan melihat matahari
ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu
terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri…”[QS. Al-Kahfi:17]
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ﴿٣٣﴾
“Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya
itu beredar di dalam garis edarnya.” [QS. Al-Anbiya’:33]
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ
حَثِيثًا
“…Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat…”[QS. Al A’raf:54]
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى
اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ
أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ﴿٥﴾
“Dia menciptakan langit dan bumi
dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan
siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan
menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.”[QS. Az-Zumar:5]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا﴿١﴾
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا﴿٢﴾
“Demi matahari dan cahayanya di
pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya,”[QS. Asy-Syams:1-2]
Dari ayat-ayat ini sudah jelas menunjuk
bahwa matahari lah yang bergerak mengelilingi
bumi. Seandainya bumi yang berotasi, niscaya Allah ta’ala tidak
mengatakan bahwa matahari yang terbit.
Allah menjadikan
gerakan terbit dan terbenam itu oleh matahari. Allah Ta’ala menjadikan bahwa
yang terbit, condong, tenggelam dan menjauhi itu semuanya dilakukan oleh
matahari, seandainya bukan matahari yang bergerak niscaya tidak akan
disandarkan semua perbuatan tersebut kepada matahari.
Berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:” Di ayat Allah menjadikan malam
mengikuti siang, sedangkan yang mencari dan mengikuti itu pasti
menyusul di belakangnya, dan diketahui bersama bahwa malam
dan siang itu mengikuti peredaran matahari.’
DALIL
AS-SUNNAH:
Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi [ﷺ] pernah bersabda,
“Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?”
Mereka berkata,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?”
Beliau bersabda,
“Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia tunduk bersujud. Dia tetap senantiasa seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu diapun bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang diingkari (aneh) sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya, ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.”
Rasulullah [ﷺ] bersabda (yang artinya),
“Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang terhadap dirinya ketika jiwa tersebut belum beriman sebelumnya atau dalam masa imannya tersebut dia belum mengusahakan suatu kebaikan sedikitpun.”
📚[Hadits ini dishahihkan Asy-Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami': 84][ Diriwayatkan oleh Bukhari: 4802, 3199, 7424, 7433, Muslim: 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya: 460, Ahmad dalam Musnadnya: 5/145, 152, 165, 177, Abu Dawud: 4002, Tirmidzi: 3227, Nasa’i dalam Sunan Kubra: 11430, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah: 4292, 4293, dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar.]
Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi [ﷺ] pernah bersabda,
“Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?”
Mereka berkata,
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?”
Beliau bersabda,
“Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia tunduk bersujud. Dia tetap senantiasa seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu diapun bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang diingkari (aneh) sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya, ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.”
Rasulullah [ﷺ] bersabda (yang artinya),
“Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang terhadap dirinya ketika jiwa tersebut belum beriman sebelumnya atau dalam masa imannya tersebut dia belum mengusahakan suatu kebaikan sedikitpun.”
📚[Hadits ini dishahihkan Asy-Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami': 84][ Diriwayatkan oleh Bukhari: 4802, 3199, 7424, 7433, Muslim: 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya: 460, Ahmad dalam Musnadnya: 5/145, 152, 165, 177, Abu Dawud: 4002, Tirmidzi: 3227, Nasa’i dalam Sunan Kubra: 11430, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah: 4292, 4293, dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar.]
NB: Kami sebutkan hal ini sebagai tambahan faedah, sebagaimana disebutkan oleh para ulama ketika mereka berdalil dengan hadits abu dzar tersebut sebagai bukti/dalil bahwa matahari mengelilingi bumi, diantara yang menyebutkannya:
- [1] Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal 16. Demikian juga dalam Majmu’ Fatawa wa Rasail 1/71, Darul Wathan, 1413H, (syamilah).
- [2] Asy-Syaikh Bin Baz dalam Majmu Fatawa Syaikh Bin Baz 9/228, Barakallahu fykum
Segi pengambilan hadits ini sangat jelas, bahwa Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam menyandarkan pergi, terbit, beredar kepada matahari, bukan kepada bumi, sedangkan kita semua mengetahui bahwa Allah Pencipta langit dan bumi lebih mengetahui tentang makhluk-Nya, daripada makhluknya, siapapun dia.
Dar Abu Huraihah radiallahu
‘anhu berkata: Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam bersabda: ”Setiap
persendian manusia itu harus disedekahi setiap hari setiap kali terbit matahari…”[HR. Bukhari, Muslim]
Dari hadits ini
juga Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam menyandarkan terbit pada
matahari, seandainya munculnya matahari itu bukan karena gerakan matahari
niscaya Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam akan menyandarkan munculnya
matahari itu dengan gerakan rotasi bumi.
Demikianlah kumpulan dalil dari al-Qur’an dan al-Hadits serta fatwa
para Ulama yang menyatakan bahwa bumi ini diam, matahari dan bulan yang
mengelilingi bumi.
Banyak kaum bumi bulat jaman sekarang yang sensitif ketika dikatakan
pada mereka bahwa keyakinan bumi mengelilingi matahari adalah keyakinan KUFUR.
Banyak dari mereka yang
menyandarkan pendapatnya kepada Imam Ibni Hazm rahimahullah, padahal Imam Ibnu
Hazm sendiri meyakini bahwa bumi ini
diam dan matahari mengelilingi bumi, beliau menukil pendapatnya itu pada firman
Allah
Dia menciptakan langit dan bumi dengan
(tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas
malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu
yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(az-Zumar:5)
Dalam ayat tersebut
imam Ibnu Hazm mengambil kalimat yukawwiru (يكور ) yang bermakna
menggulung (melilit) seperti menggulung sorban, jadi perputaran siang dan
malam, matahari dan bulan berjalan berputar seperti menggulung sorban.
Dan kalimat ini yang
diingkari oleh paham bumi bulat jaman sekarang, mereka beropini kalau bumi itu
datar seharusnya perjalanan bumi dan bulan itu nikung (berbelok ketika terbit
dan berbelok ketika terbenam)?
Justru surat az-Zumar
ayat 5 ini membuktikan bahwa perjalanan matagari ataubun bulan itu berputar
(menikung keutara) ketika terbenam
Perhatikan video
berikut sebagai bukti pembenaran firman Allah diatas
Wallahu a'lam
0 komentar: