Selasa, 19 Juni 2018

SUJUDNYA MATAHARI KETIKA TERBENAM BUKTI BAHWA BULAN PUNYA CAHAYA SENDIRI



Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi [] pernah bersabda,

“Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?”

Mereka berkata,

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?”

Beliau bersabda,

“Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia tunduk bersujud. Dia tetap senantiasa seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu diapun bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang diingkari (aneh) sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya, ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.”

Rasulullah [
] bersabda (yang artinya),

“Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang terhadap dirinya ketika jiwa tersebut belum beriman sebelumnya atau dalam masa imannya tersebut dia belum mengusahakan suatu kebaikan sedikitpun.”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f49/1/16/1f4da.png?_nc_eui2=AeHps1GMqyl-UeQ742XV7LL2WWKxZL5UAEUa0S7G7vRCtfQ_hGB50zDFnmwJySHx95f-C_Z9EMTeAv3eo1c-HHt63saxdGQw4znwtY98rlNpFw📚[Hadits ini dishahihkan Asy-Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami': 84][ Diriwayatkan oleh Bukhari: 4802, 3199, 7424, 7433, Muslim: 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya: 460, Ahmad dalam Musnadnya: 5/145, 152, 165, 177, Abu Dawud: 4002, Tirmidzi: 3227, Nasa’i dalam Sunan Kubra: 11430, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah: 4292, 4293, dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar.]
]



📝 BUKTI BULAN MEMILIKI CAHAYA SENDIRI BUKAN PANTULAN DARI SINAR MATAHARI
Hadits diatas sebenarnya merupakan dalil bahwa Allah menjadikan bulan memiliki cahaya sendiri bukan pantulan dari sinar matahari, dan ini yang diyakini oleh para shahabat radhiallahu ‘anhum waktu itu.
Para shahabat tidak bertanya kepada Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam ketika Rasulullah menceritakan berita diatas “ya Rasulullah kalau matahari ketika terbenam dia menuju dibawah ‘arsy untuk bersujud pada Allah lalu bagaimana bulan bercahaya?” kita sama sekali tidak menemukan pertanyaan tersebut dari shahabat karena para shahabat memahami kalau bulan memiliki cahaya sendiri bukan pantulan dari sinar matahari.
ada yang berpendapat para sahabat tidak menanyakan itu karena para sahabat tidak bertanya dalam masalah aqidah.
Oke saya setuju bertanya dalam masalah aqidah itu dilarang tapi mengapa orang² mutaakhirin malah menta’wil hadits ini, menta’wil hadits ini agar sesuai dengan ilmu pengetahuan yg mereka pahami, mereka memahami bahwa cahaya bulan itu merupakan pantulan dari sinar matahari dan mereka memahami kalau gerhana bulan itu terjadi karena bulan masuk bayang² bumi.
Mungkin ada sebagian menyangkal “saya tidak menta’wil hadits ini” kalau tidak menta’wil kenapa meyakini kalau cahaya bulan itu pantulan dari sinar matahari? Bagaimana matahari bisa memberikan sinar pada bulan sedangkan matahari ketika terbenam dia menuju di bawah ‘arsy untuk bersujud pada Allah yang jaraknya dari bumi 500 (limaratus) tahun perjalanan (dengan unta) dikali 7 (tujuh) karena diatas bumi sebelum ‘arsy masih ada 7 lapis langit yang jarak tiap lapisnya 500 tahun perjalanan.
Diantara ta’wil mereka adalah bahwa bersujud dibawah ‘arsy maksudnya mengorbit berotasi mengelilingi bumi dibawah langit pertama karena langit pertama juga berada dibawah ‘arsy.
Saya pernah bertanya pada ta’wilan ini “apakah yang mengorbit berotasi mengelilingi bumi cuman matahari saja? Bulan dan bintang² tidak berotasi mengelilingi bumi?”. Mereka jawab “ya bulan juga, bintang² juga”. Saya tanya lagi “adakah berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bahwa bulan juga bintang² ketika terbenam juga bersujud dibawah ‘arsy?”. Mereka gk bisa jawab
Sujud dibawah ‘arsy ketika terbenam hanya dilakukan oleh matahari tidak dilakukan oleh benda langit lainnya jadi tidak pantas dita’wilkan bahwa sujudnya matahari dibawah ‘arsy dengan berotasi mengelilingi bumi.
Hadits ini sebenarnya gk aneh ketika dipahami oleh para sahabat tapi menjadi aneh dipahami umat islam ketika teori heliosentrik merasuk dalam pemahaman umat islam,
ketika paham bahwa matahari sebagai pusat alam semesta, bumi dan planet lainnya mengelilingi matahari, bumi akan beku tanpa matahari, makhluk hidup akan mati tanpa matahari, bulan tidak bisa bercahaya tanpa matahari, hujan tidak bisa turun tanpa matahari, ketika paham seperti ini masuk dalam umat islam hadits diatas menjadi sangat aneh.
Wallahu a’lam
Previous Post
Next Post

post written by:

1 komentar:

  1. Baccarat - The Fastest Baccarat In The World [Updated 2021]
    Baccarat is one of งานออนไลน์ the most popular variants of Baccarat, and it has become the most popular way to play 카지노 in our 바카라 online casino. Here's a quick overview

    BalasHapus